ORGANISASI YANG TUMBUH DAN BERKEMBANG
Organisasi tak pernah sepi dari berbagai problem yang menderanya. Satu per satu masalah selesai, permasalahan yang lain datang silih berganti tiada henti. Perkembangan jaman menuntut adanya perubahan. Menuntut adanya banyak perbaikan untuk bisa menyesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan para stakeholder terkait. Kepuasan stakeholder menjadi salah satu kunci indikator dalam banyak keberhasilan sebuah organisasi tersebut dikelola dengan baik atau tidak.
Parameter keberhasilan sebuah organisasi ditentukan oleh banyak faktor, mulai dari faktor sumber daya manusia, sumber daya organisasi, sampai ketersediaan sumber daya lain yang berasal dari dalam maupun luar organisasi. Organisasi tumbuh dan berkembang sangat dipengaruhi oleh banyak hal. Pengaruh internal maupun pengaruh eksternal. Mulai dari pengaruh positif maupun pengaruh negatif dari dalam dan luar lingkungan. Singkat kata organisasi tumbuh dan berkembang layaknya seorang manusia. Tumbuh membutuhkan pikiran, waktu, tenaga, dan sumber kebutuhan organisasi lainnya. Seiring dengan berkembangnya organisasi menuju arah pertumbuhan, tentu memerlukan banyak kebutuhan untuk memajukan organisasi. Semakin besar sebuah organisasi, semakin banyak pula tantangan dan masalah yang akan dihadapi. Peribahasa mengatakan semakin tinggi pohon semakin kencang angin yang meniupnya.
Sesungguhnya, berbagai permasalahan organisasi itu bukanlah sesuatu yang merugikan, sebaliknya masalah-masalah itu adalah hal yang baik yang menunjukkan betapa dinamis dan adaptifnya suatu organisasi ini. Namun, semua berpulang pada penghuni rumah dari sebuah organisasi itu sendiri bagaimana dalam menyikapi berbagai persoalan dan tantangan yang datang itu, apakah akan disikapi secara positif atau negatif. Sebagai pengelola organisasi, sudah pasti beban terbesar untuk menyelesaikan berbagai problem organisasi ada di pundak para pemegang keputusan (decision maker).
Hal ini tidak berarti komponen organisasi yang lain terlepas dari tugas itu, karena membenahi sebuah organisasi adalah kewajiban seluruh anggota-anggotanya yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Dan untuk itu, pemegang keputusan (decision maker) tampaknya perlu dan telah berupaya keras untuk menyelesaikan carut-marut persoalan yang ada dalam organisasinya. Banyak ide, gagasan dan wacana yang sudah dikumandangkan. Banyak program-program perubahan yang sudah disosialisasikan dan diterapkan. Banyak program yang telah berhasil direalisasikan tapi tidak sedikit pula program yang mengalami hambatan ataupun sebuah kegagalan. Namun, tampaknya adakalanya semua upaya itu sebagian masih belum memenuhi harapan para stakeholder terkait, sebagian pencapaian kurang dari kata cukup apalagi ideal. Publik masih belum puas, masih menuntut untuk perubahan yang lebih baik ke depannya.
Perubahan ke arah yang bisa membawa mereka pada tingkat kepuasan optimal bagi masing-masing individu dalam organisasi misal terpenuhinya kesejahteraan hidup anggota, terpenuhinya harapan-harapan anggota organisasi. Perubahan pada organisasi yang membawa dampak positif. Perubahan yang dapat memberikan motivasi dan inspirasi bagi anggota-anggota organisasi untuk bergerak memajukan organisasi. Perubahan yang membawa efek positif bagi perkembangan organisasi. Membantu jalannya aktivitas dan memberikan kemudahan dalam pencapaian target organisasi.
Berbagai program pemegang keputusan adakalanya seringkali disikapi anggota organisasi dengan skeptis. Rasa memiliki dan tanggungjawab anggota terhadap organisasi ini terus menurun. Tidak salah apabila ada seorang petinggi organisasi menyebutkan jika kepercayaan publik (public trust) adalah hal yang mahal di sebuah organisasi. Komplain dan keluhan terus datang susul-menyusul. Dari masalah kesejahteraan anggota, pengembangan pegawai, pola mutasi yang belum terjadwal dan terpola, promosi jabatan yang fair, pembagian tugas yang adil dan jelas, kualitas pelayanan yang optimal, hingga rendahnya kualitas sumber daya manusia dalam sebuah organisasi.
Di lain pihak, diharapkan para pemegang keputusan dalam sebuah organisasi untuk bisa bersikap adil, professional dan menjauhi adanya konflik kepentingan (conflict of interest). Meninggalkan tradisi lama dalam mengurus sebuah organisasi yang sudah terbukti gagal dalam memenuhi harapan anggota-anggota organisasi. Perubahan pola pikir dan pola kepengurusan organisasi sangat diperlukan untuk bisa mengatasi dan menjawab berbagai tantangan ke depan. Agar organisasi mampu bertahan dari berbagai macam masalah yang menimpa organisasi dan bisa terus tumbuh menuju perbaikan ke arah yang ideal dan lebih baik.
Meskipun demikian tiap anggota organisasi hendaklah juga memberikan kepercayaan dan dukungan yang besar bagi pengambil kebijakan untuk menuntaskan berbagai program perbaikan yang tertunda. Membantu dengan memberikan dukungan dan partisipasi yang cukup. Beberapa ketidakberhasilam pemegang keputusan jangan lalu dijadikan justifikasi bagi menurunnya kepercayaan dan pastisipasi anggota dalam suatu organisasi. Di lain pihak pengambil kebijakan pun tidak boleh menyia-nyiakan kepercayaan dan dukungan yang diberikan oleh anggota-anggota organisasi. Pengambil kebijakan harus sadar dan maklum bahwa mereka adalah tempat bagi tiap anggota organisasi menitipkan harapan dan masa depannya.
Pengelola organisasi perlu melakukan berbagai terobosan baru di tengah kompleksitas permasalahan organisasi dengan mengurai satu demi satu akar masalahnya berikut solusi untuk menanggulanginya. Ibarat menggunakan dongkrak mobil, jika dongkrak itu belum ditempatkan pada titik yang pas, mustahil mobil akan bisa terangkat. Sama halnya dengan problem organisasi ini, jika program itu belum menyentuh titik pengungkitnya (leverage point), sulit rasanya kita akan mampu mengatasi berbagai persoalan yang membelit organisasi ini. Diharapkan pengelola organisasi menemukan solusi aplikatif untuk bisa menjawab tuntutan yang ada. Solusi yang bisa membawa tiap anggota organisasi terpenuhi dengan optimal segala harapan dan impiannya. Solusi yang membawa organisasi tumbuh dan berkembang memenuhi harapan bersama.
Komentar
Posting Komentar